Nyeri sendi bukan hanya masalah orang tua. Nyatanya, siapa saja, termasuk anak muda, bisa mengalaminya, terutama jika faktor risikonya tak diwaspadai. Nyeri ini bisa mengganggu aktivitas harian dan, jika dibiarkan, dapat merusak sendi secara permanen. Yuk, kenali berbagai penyebab nyeri sendi berikut agar kamu lebih waspada!
Penyebab dan Faktor Risiko Nyeri Sendi
Nyeri sendi bisa terjadi karena kebiasaan sehari-hari, kondisi kesehatan tertentu, atau kombinasi keduanya. Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko nyeri sendi.
- Usia yang Semakin Tua Seiring bertambahnya usia, cairan pelumas sendi berkurang, sehingga gesekan antar tulang meningkat, menyebabkan nyeri pada sendi.
- Kelebihan Berat Badan Beban ekstra dari kelebihan berat badan memberikan tekanan lebih pada sendi. Menurut American Association of Orthopaedic Surgeons, orang dengan obesitas 20 kali lebih berisiko mengalami nyeri sendi dibandingkan mereka yang memiliki berat badan normal.
- Gerakan Berulang Melakukan gerakan yang sama secara berulang pada sendi tertentu, seperti dalam pekerjaan fisik tertentu, dapat menyebabkan peradangan dan nyeri.
- Kurangnya Aktivitas Fisik Gaya hidup pasif atau kurang olahraga meningkatkan risiko obesitas, yang berhubungan erat dengan nyeri sendi. Kurangnya latihan pada sendi juga melemahkan otot penyangga, membuat nyeri lebih mudah terjadi.
- Merokok Nikotin dalam rokok menyebabkan peradangan di seluruh tubuh, termasuk di sendi. Cleveland Clinic menyebutkan bahwa nikotin bisa memicu nyeri sendi kronis.
Penyakit Penyebab Nyeri Sendi
Selain faktor risiko, ada beberapa kondisi medis yang langsung menyebabkan nyeri sendi:
- Cedera Cedera pada sendi menyebabkan peradangan yang bisa merusak sendi, otot, dan ligamen di sekitarnya. Cedera ringan dapat segera pulih dengan penanganan yang tepat.
- Osteoarthritis Osteoarthritis adalah peradangan sendi akibat terkikisnya bantalan tulang rawan, yang menyebabkan gesekan antara tulang. Biasanya menyerang sendi panggul, lutut, dan tulang belakang.
- Rheumatoid Arthritis Kondisi autoimun ini sering terjadi pada usia muda, terutama pada wanita, dan biasanya menyerang sendi-sendi kecil.
- Gout (Asam Urat) Gout adalah peradangan sendi akibat penumpukan kristal asam urat, sering kali menyerang jari kaki, pergelangan, dan lutut.
- Lupus Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat menyerang sendi, kulit, dan organ lainnya, menyebabkan nyeri sendi.
- Infeksi Virus Infeksi virus seperti demam berdarah dan chikungunya juga bisa menyebabkan nyeri sendi mendadak di seluruh tubuh, mirip dengan pegal-pegal.
Pencegahan Nyeri Sendi dengan Glukosamin dan Kondroitin
Mengonsumsi suplemen yang mengandung glukosamin dan kondroitin dapat membantu menjaga kesehatan sendi. Keduanya mendukung produksi pelumas alami pada sendi, yang menurun seiring usia. Studi dalam jurnal Semin Arthritis Rheum menunjukkan bahwa suplemen glukosamin dapat mengurangi nyeri sendi kronis pada wanita dengan berat badan berlebih. Kombinasi kondroitin dan glukosamin pun terbukti efektif dalam mencegah nyeri pada penderita osteoarthritis.Agar nyeri sendi tidak mengganggu aktivitasmu, jaga kesehatan sendi dengan suplemen, jaga berat badan ideal, dan hindari kebiasaan buruk seperti merokok. Temukan cara tepat mengatasi nyeri sendi agar kualitas hidup tetap terjaga!